Penulis : KH. Abdullah Gymnastiar
Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin,
Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin .Saudaraku
penyimak ManajemenQolbu yang budiman,kita janganlah pernah bermimpi dapat hidup
dengan tenang dan bahagia sekiranya kita belum memiliki ilmu yang benar untuk
mengarungi belantara dunia yang penuh dengan jebakan, rintangan dan ancaman
berbahaya ini.
Cobalah tengok bagaimana kisah tarzan; semua hal yang
mungkin dapat menyulitkan dan menyengsarakan, ternyata hal yang mudah saja bagi
sang tarzan. Karena ia memiliki kunci pokok untuk mengatasi semua masalah dan
kebutuhannnya tersebut, yakni ilmu. Ya tarzan tahu ilmu tentang seluk beluk
hutan dan cara mengatasinya.
Tapi bandingkan dengan orang yang masuk ke hutan tanpa tahu
seluk beluk hutan, tidak tahu cara menembusnya dan bagaimana menundukan
binatang buas yang berkeliaran, niscaya dirinya akan dicekam perasaan tidak
tentram, cemas, was-was, dan serba takut,
walaupun dia berbekal ransel penuh dengan makanan, minuman, pakaian
tahan dingin, dompet penuh uang serta senjata lengkap, tetapi karena tidak
berbekal ilmu maka tetap saja kecemasan mendatangi hatinya.
Jadi apa sebenarnya ilmu untuk mengatasi rasa cemas dan
was-was tadi ? ilmunya hanyalah satu saudaraku, yakni ilmu dari Allah , dzat
yang menciptakan dunia beserta segala isinya.Itulah Al Islam, dengan pedoman
pokoknya berupa Al Quran dan As Sunnah.Semua rahasia kehidupan dunia dan
akhirat dibeberkan dengan sempurna dan cermat di dalamnya, sehingga tidak ada
satupun urusan, kecuali mesti ada rahasia jalan keluarnya.
Dengan demikian , kalau toh hidup ini kerapkali dicekam
perasaan yang kacau balau dan menyengsarakan , maka penyebab pokoknya adalah
karena kita kurang memahami ilmu dengan benar.
Dalam sebuah hadits dinyatakan , pada suatu ketika datanglah
seseorang kepada Ibnu Maud r.a, sahabat Rasulullah saw, untuk meminta nasihat.
Wahai Ibnu Masud, ujarnya berilah nasihat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku
yang sedang dilanda kecemasan dan kegelisahan. Dalam beberapa hari ini aku
merasa tidak tentram.Jiwaku gelisah dan pikiran pun serasa kusut, makan tak
enak, tidur pun tidak nyenyak.
Mendengar hal itu , Ibnu Masud kemudian menasehatinya Kalau
penyakit seperti itu yang menimpamu , maka bawalah hatimu mengunjungi tiga
tempat , yaitu ke tempat orang membaca Al Quran, kau baca Al Quran atau
dengarkanlah baik-baik orang yang membacanya ; atau pergilah ke majelis
pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah ; atau carilah waktu dan tempat
yang sunyi , kemudian berkhalwatlah untuk menyembah-Nya, misalnya di tengah
malam buta , ketika orang-orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan
shalat malam, memohon ketenangan jiwa , ketentraman pikiran dan kemurnian hati
kepada-Nya.Seandainya jiwamu belum terobati dengan cara ini , maka mintalah
kepada Allah agar diberi hati yang lain karena hati yang kau pakai itu bukanlah
hatimu.
Setelah orang itu kembali ke rumahnya , diamalkannyalah
nasihat Ibnu Masud tersebut.Dia pergi mengambil air wudhu. Setelah itu ,
diambilnya Al Quran, kemudian dibacanya dengan hati yang khusyuk. Selesai
membaca Al Quran , ternyata jiwanya berubah menjadi sejuk dan tentram, pikirannya
pun menjadi tenang, sedangkan kegelisahannya hilang sama sekali. Wallahu alam
(mikha)[www.manajemenqolbu.com]***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar