Minggu, 20 November 2011

Shalat Tahajud

Arti Shalat Tahajud

Shalat Tahajud adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada malam hari dan sesudah tidur, sekalipun tidurnya hanya sebentar. Jadi apabila shalat tersebut dikerjakan tanpa tidur sebelumnya, maka shalat itu tidak dinamakan shalat tahajud, tetapi shalat sunnat biasa seperti witir atau lainnya.


Shalat sunnat tahajud merupakan shalat sunnat muakkad yaitu shalat sunnat yang dipentingkan atau dikuatkan oleh syara’. Adapun shalat ini merupakan suatu amalan yang senantiasa dijadikan amalan wirid oleh Rasulullah saw, para sahabat Rasul, ulama dan shalihin.



Keistimewaan Shalat Tahajud

Shalat tahajud mempunyai keistimewaan yang hasilnya dapat memberikan manfaat untuk orang yang mengerjakannya, yaitu keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat, yaitu diantaranya sebagai berikut :

  •  Akan mendapatkan perhatian dan kecintaan dari orang-orang di sekitarnya.
  • Wajahnya akan memancarkan cahaya keimanan.
  • Allah akan memelihara dirinya dari segala macam mara bahaya.
  • Setiap perkataannya mengandung makna dan dituruti oleh orang lain.
  • Pada saat dibangkitkan dari kubur wajahnya akan bercahaya.
  • Ketika penghisaban, kitab amalnya akan diberikan pada tangan kanannya.
  • Hisabnya juga akan dimudahkan.
  • Ketika berjalan di atas shirath bagaikan kilat.


Jumlah Rakaat Shalat Tahajud


Mengenai bilangan rakaatnya, shalat tahajud dikerjakan sekurang-kurangnya 2 rakaat dan sebanyak-banyaknya12 rakaat. Ada juga yang berpendapat bahwa sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Shalat tahajud yang biasanya dikerjakan oleh Rasulullah Muhammad saw adalah delapan rakaat ditambah witir tiga rakaat sekali salam.


“Shalat malam itu adalah dua (rakaat), dua (rakaat) apabila kamu ragu-ragu/khawatir akan masuknya waktu Shubuh maka berwitirlah satu rakaat saja.” (Mustafaq’alaih)

Dari keterangan hadist tersebut, maka shalat malam atau shalat Tahajud dilakukan dua rakaat-dua rakaat, dan sebagai penutup dari Tahajud adalah shalat Witir (shalat ganjil).



Waktu Shalat Tahajud

Waktu mengerjakan shalat tahajud adalah sesudah shalat Isya hingga terbit fajar, yaitu :

  • Saat utama yaitu  1/3  malam yang pertama dari pukul 19.00 sampai pukul 22.00
  • Saat lebih utama yaitu  1/3  malam yang kedua dari pukul 22.00 sampai pukul 01.00
  • Saat paling utama yaitu  1/3  malam yang ketiga dari pukul 01.00 sampai pukul 04.00
Bagi Rasulullah Muhammad saw, mengerjakan shalat tahajud hukumnya wajib (hatmun) karena mengingat pahala shalat sunnat tahajud sangatlah besar, sebagaimana firman Allah :
“Hendaklah engkau gunakan sebagian waktu malam hari, maka shalat tahajud sebagai tambahan bagimu, mudah-mudahan Allah memberikan padamu kedudukan yang terpuji”. (QS Al Isra’:79)

Demikian pula menurut Rasulullah saw dalam sebuah hadist sebagai berikut :
“Perintah Allah turun ke langit dunia di waktu tinggal sepertiga yang akhir dari waktu malam. Lalu berseru, adakah orang-orang yang memohon (berdoa) pasti akan Aku kabulkan, adakah orang-orang yang meminta, akan Aku berikan, dan adakah yang mengharap/memohon ampunan, pasti akan Aku ampuni baginya, sampai tiba waktu Subuh.”

Dalam sebuah hadist yang lain Rasulullah saw bersabda :
“Dari Abu Hurairah: “Tatkala ditanya orang Nabi saw: Apakah shalat yang lebih utama selain shalat fardhu lima waktu? Jawab beliau: “Shalat tengah malam.” (Riwayat Muslim dan lainnya).


Surat yang Dibaca dalam Shalat Tahajud


Tentang surat-surat yang dibaca dalam shalat Tahajud yaitu setelah membaca Fatihah pada tiap-tiap rakaat, diperbolehkan membaca surat apa saja yang mudah. Dalam Al Qur’an disebutkan :

“….bacalah oleh kamu apa-apa ayat yang mudah dari pada Al Qur’an.” (QS Al Muzammil :20)

Tetapi biasanya bacaan surat dalam shalat Tahajud yang dianjurkan yaitu pada rakaat pertama membaca surat Al Ikhlas dan pada rakaat yang kedua membaca surat Al Kafirun.

Tuntunan Shalat Tahajud

1.    Niat

    Ushalli sunnatat tahajudi rak’atini lillaahi ta’aalaa.
    “Aku berniat shalat Tahajud dua rakaat, karena Allah ta’ala.”
 
2.    Takbiratul Ihram
3.    Doa Iftitah
4.    Surat Al Fatihah
5.    Membaca Surat Al Qur’an
6.    Ruku
7.    I’tidal
8.    Sujud
9.    Duduk diantara dua sujud
10. Sujud kedua
11. Duduk Tasyahud/tahiyat akhir
12. Salam
13. Doa selesai shalat


Doa Rasululah saw seperti diriwayatkan oleh Bukhari :
Allahumma lakalhamdu anta Qayyimus samaawaati wal ardli waman fihinna, walakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardli waman fiihinna, walakal hamdu nuurus samaa waati wal ardli, walakal hamdu antal haqqu wawa’dukal haqqu waliqaa uka haqqun waqau luka haqqun waljannatu haqqun wannaaru haqqun wannabiyuuna haqqun wamuhammadun shallallaahu ‘alaihi wasallama haqqun, wassaa’atu haqqun. Allaahumma laka aslamtu wabika aamantu wa’alaika tawakaltu wailaika anabtu wabika khaasamtu wailaika haakamtu fagfirlii maa qaddamtu wamaa akhkhartu wamaa asrartu wamaa a’lantu antal muqaddimu wa antal muakhiru laa ilaaha illaa anta aula ilaaha ghairuka walaa haula walaa quwwata illaa billaahi.
“Ya Allah, bagiMu segala puji, Engkau penegak langit dan bumi dan alam semesta serta segala isinya, bagiMulah segala puji, Engkau Raja Penguasa langit dan bumi. BagiMulah segala puji, Engkaulah yang hak dan janjiMu adalah benar, dan perjumpaan denganMu adalah hak dan benar, dan firmanMu adalah benar, dan surga adalah benar, dan neraka adalah benar, nabi Muhammad juga benar, demikian pula datangnya hari kiamat juga benar. Ya Allah kepadaMu aku menyerah, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku kembali, kepadaMu aku mengadu, kepadaMu pula aku mohon keputusan. Karena itu ampunilah dosa-dosaku yang terdahulu serta yang akan datang, yang kusembunyikan maupun yang kutampakkan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir, tiada Tuhan melainkan Allah yang patut disembah, serta tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alah.”

Rabbanaa aatina fiddunyaa hasanatan wafil aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzabanaar.

“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.”

Wirid Untuk Derajat Luhur

1.    Membaca Istighfar, 100x


Astagfirullahal ‘adhiimi wa-atuubu ilaihi.

“Saya mohon ampun kepada Allah yang maha Agung dan kami juga bertaubat kepada-Nya.”

2.    Membaca sholawat atas Nabi Muhammad saw, 100x


Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aali sayyidina Muhammad.   

“Ya Allah, berilah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.”


3.    Bertawassul

Tawassul adalah membaca surat Al Fatihah yang dihadiahkan atau ditujukan kepada:
a.    Rasulullah saw beserta keluarga dan sahabat beliau
b.    Syekh Abdul Qadir Jailani
c.    Syekh Ahmad Ad Darhoby
d.    Kedua Orang Tua
e.    Seluruh muslimin dan muslimat

4.    Membaca Wirid


Yaa lathiifu, yaa mu’izzu, yaa hamiidu, yaa jaliilu. 140x
“Wahai Dzat yang memberi kelembutan,
Wahai Dzat yang memberi kemuliaan,
Wahai Dzat yang Maha Terpuji,
Wahai Dzat yang mempunyai Kebesaran”.

5.    Membaca Doa.


Alaahumma innaa nas aluka salaamatan fiddiini, wa’aafiyatan fil jasadi, waziyaadatan fil’ilmi, wabrakatan fir rizqi, wa tawwbatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indalmawti, wamaghfiratan ba’dal mawti, wannajaata minannaari wal’afwa ‘indalhisaabi.


“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon padaMu keselamatan dalam agama, kesejahteraan atau kesehatan jasmani, bertambah ilmu pengetahuan, rezeki yang berkah, diterima taubat sebelum mati, dapat rahmat ketika mati, dan dapat ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sekarat dan selamatkanlah kami dari api neraka, serta kami mohon kemaafan ketika dihisab.”









Rahasia Shalat Tahajud
Dikutip dari situs http://filsafat.kompasiana.com/2010/01/05/rahasia-sholat-tahajud/

Ada sebuah rahasia penting yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini. Sebuah rahasia yang maha dahsyat bila anda rutin melaksanakan sholat sunah Tahajud. Sholat yang dilaksanakan sepertiga malam dengan penuh keheningan, karena di saat itu banyak orang yang tertidur lelap.


Pada saat itulah sebaiknya anda bangun dari tidur. Mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat sunah Tahajud. Boleh anda laksanakan 2 rakaat ditutup dengan witir 1 rakaat. Boleh juga 8 rakaat dan ditutup dengan witir 3 rakaat. Bila anda sanggup, boleh juga sampai 23 rakaat.


Namun, yang paling penting adalah konsistensi dalam pelaksanaannya. Lebih baik melaksanakan sholat tahajud dengan rakaat yang sedikit tapi rutin tiap malam, daripada banyak rakaatnya tapi tidak rutin. Anda perlu konsisten dan memiliki komitmen yang tinggi dalam diri.


Hal terpenting dari sholat tahajud adalah anda merenungi hidup ini, melakukan instropeksi di hari kemarin dan memohon ampunan kepada Allah dengan seraya beristighfar dengan penuh ke-khusyuk-an. Memohon diberikan kemudahan dalam melaksanakan aktivitas esok hari, dan yang lebih penting berdoa kepada Allah agar di lapangkan rezeki.


Saya menjadi teringat ketika hendak mau menikah di Bandung pada tahun 1998. Pada malam sebelum nikah, saya sempat bingung karena uang untuk transport penghulu dan juga tempat penginapan belum ada di kantong. Saya berdiskusi dengan almarhum ayah untuk mencarikan solusinya. Lalu saya katakan kesulitan saya itu kepada beliau. Ketika kesulitan itu saya sampaikan, ayah saya cuma tersenyum dan menyuruh saya untuk melaksanakan sholat tahajud.


Malamnya, saya sholat tahajud dengan penuh kekhusyukan agar besok dimudahkan dari segala urusan. Saya berserah diri kepada Allah seraya berdoa agar diberikan rezeki karena akan menikah besok lusa. Saya pun berdoa sambil menangis sesunggukan memohon ampun kepada-Nya. Segala ikhtiar sudah ditunaikan, sekarang saatnya saya berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Semoga Allah mengabulkan segala permintaan saya yang akan menikah esok lusa.


Besok paginya, setelah sholat subuh berjamaah, ada ketukan pagar dari luar rumah. Begitu saya tengok keluar, ada pak Yono, salah satu pengurus masjid Al Iman datang ke rumah kami.


Setelah pintu pagar dibuka, lalu saya persilahkan beliau masuk ke ruang tamu. Setelah beliau ada di ruang tamu, maka mengobrollah kami sebentar, lalu tiba-tiba saja diberinya saya amplop yang berisi uang. Jumlahnya pas banget dengan yang saya butuhkan. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, saya mengucap syukur kepada Allah. Ternyata di pagi hari itu, Allah memberikan rezekinya lewat pak Yono dan kawan-kawan pengurus masjid yang tidak bisa ikut hadir dalam pernikahan saya di kota Bandung.


Rahasia sholat tahajud mungkin sudah pernah anda dapatkan. Dia datang berbeda-beda caranya. Ada yang cepat, dan ada yang lambat. Tergantung dari ridho Allah, dan cara kita berdoa. Terkadang kita sering terlupa bahwa doa adalah permohonan dan permintaan hambaNya yang memasrahkan dirinya agar diampuni dosanya, diberikan kemudahan hidup di dunia dan akhirat kelak. Merendahkan diri dihadapan sang penguasa langit dan bumi.


Semoga Allah mengabulkan doa-doa hambaNya yang berserah diri pada saat-saat keheningan sepertiga malam dengan melaksanakan sholat sunah tahajud. Oleh karenanya, jangan lupa pula untuk selalu sadar diri bahwa akan ada hidup sesudah mati. Di dunia ini kita hanyalah seorang pengembara yang singgah sebentar, lalu pergi kembali.


Sudahkah anda rutin melaksanakan sholat tahajud dan menemukan rahasia di dalamnya?

Selasa, 08 November 2011

Shalat Dhuha, Makna dan Pengamalannya


Pengertian Shalat Dhuha

Yang dimaksud dengan shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dikerjakan pagi hari pada saaat matahari sedang naik. Shalat Dhuha ini mempunyai kedudukan dan keutamaan yang tinggi sehingga dalam suatu hadits yang diterangkan oleh Imam Syaukani berkata bahwa dua rakaat shalat Dhuha mengantikan tiga ratus enam puluh kali sedekah.

Shalat Dhuha merupakan salah satu shalat yang penting, dan secara khusus mempunyai arti shalat yang berhubungan dengan permohonan limpahan anugerah rizqi.

Keutamaan Shalat Dhuha

Telah diterangkan dalam beberapa hadits bahwa shalat Dhuha mempunyai keutamaan dan faedah yang besar, sehingga dengan tingginya keutamaan shalat Dhuha ini Rasulullah mengatakan bahwa shalat Dhuha ini adalah shalatnya para nabi, para shalihin, para shiddiqin, dan para tawwabin.

Dengan melaksanakan shalat Dhuha, maka baik sekali untuk memohon ampun, dari sisi mencari ketentraman lahir batin dalam kehidupan, dan dari sisi memohon kelapangan rizqi kepada Allah. Karena begitu pentingnya maka dianjurkan sekali untuk mengerjakan shalat Dhuha ini secara istiqamah. Yang dimaksudkan adalah mengamalkannya secara rutin setiap hari.

Berikut ini beberapa hadits yang menerangkan akan pentingnya dan keutamaan shalat Dhuha, sebagai berikut :

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Muhammad saw bersabda :

“Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang dapat mengamalkan shalat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan”. (HR.Turmudzi).

Dari Nuwas bin Sam’an ra. Bahwa Rasululah saw bersabda :

“Allah ‘Azza Wajallah berfirman: Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (yaitu shalat Dhuha), niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim dan Thabrani).

Dalam kitab “An nuraini fiisylahid daraani” diterangkan bahwa Rasulullah bersabda :

“Shalat Dhuha itu mendatangkan rizqi dan menolak kefakiran, dan tidak ada yang akan memelihara shalat dhuha, kecuali orang-orang yang bertaubat.”

Dari Abi Zar r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda,

“Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua raka'at salat Dhuha.” (HR Muslim)


Hukum Shalat Dhuha

Hukum mengerjakan shalat Dhuha adalah sunnat muakkad (sangat dianjurkan atau dipentingkan untuk mengerjakannya). Jadi bagi seseorang yang menginginkan mendapat pahala maka hendaklah mengamalkannya, dan jika tidak maka tidak ada halangan atau tidak berdosa meninggalkannya.
Dalam suatu hadits dari Abu Said ra. Berkata :

“Rasulullah saw senantiasa shalat dhuha sampai-sampai kita mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya, tetapi kalau sudah meninggalkan sampai-sampai kita mengira bahwa beliau tidak pernah mengerjakannya.”

Dari Abu Hurairah ra. Berkata :

“Nabi saw yang tercinta memesan padaku tiga hal, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan berwitir dulu sebelum tidur.”


Waktu Shalat Dhuha

Seperti halnya shalat-shalat yang lain, untuk mengerjakan shalat Dhuha ini ada juga ketentuan waktunya. Dan waktu untuk mengerjakan shalat Dhuha adalah dimulai saat matahari sudah naik kira-kira sepenggalah atau kira-kira setinggi 7 hasta dan berakhir di saat matahari lingsir (sekitar pukul 7 sampai masuk waktu Dhuhur), akan tetapi disunnatkan melaksanakannya di waktu yang agak akhir yaitu di saat matahari agak tinggi dan panas terik.

Dari Zaid bin Arqam ra. berkata :

“Nabi saw keluar menuju tempat ahli Quba’, di kala itu mereka sedang shalat Dhuha, lalu beliau bersabda: Ini adalah shalat orang-orang yang sama kembali kepada Allah yakni di waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan waktu dhuha (HR. Ahmad dan Muslim).


Jumlah Rakaat Shalat Dhuha

Banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan tentang jumlah rakaat dari shalat Dhuha. Tetapi dari beberapa hadits itu disimpulkan bahwa bilangan rakaat dalam shalat Dhuha itu paling sedikitnya ialah dua rakaat, dan paling banyak adalah dua belas rakaat, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw, dan Rasulullah saw sendiri mengerjakan delapan rakaat.

“Dari Abu Hurairah ra. berkata: “Nabi saw yang tercinta memesan padaku tiga hal, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan berwitir dulu sebelum tidur.” (HR. Buchori dan Muslim)

“dari Aisyah ra berkata : Rasulullah biasa melaksanakan shalat Dhuha empat rakaat, dan kadang-kadang melebihi dari itu sekehendak Allah.” (HR. Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah)

“Dari Anas ra berkata : Bersabda Rasulullah saw: Barangsiapa yang shalat Dhuha dua belas rakaat, maka Allah bangunkan baginya gedung di surga.”


Surat Yang Dibaca Untuk Shalat Dhuha

Berikut ini surat-surat yang dibaca dalam shalat Dhuha setelah surat Al Fatihah menurut beberapa keterangan yang ada, yaitu :

Diperbolehkan membaca surat apa saja yang dianggap mudah.

“Bacalah oleh kamu apa saja ayat yang mudah dari Al Qur’an.

          Jika dikerjakan dua rakaat, maka disunnatkan :
  • pada rakaat pertama setelah membaca Al Fatihah, membaca surat As Syamsy yaitu wasysyamsi wadldluhaaha”
  • pada rakaat kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Ad Dhuha
Jika dikerjakan lebih dari dua rakaat salam, maka yang selebihnya :

  • pada rakaat pertama membaca surat Al Kafirun, dan
  • pada rakaat kedua membaca surat Al Ikhlas.

 Dari Uqbah bin Aanur berkata bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :

“Shalatlah dua rakaat Dhuha itu dengan membaca surat Wasy Syamsi Wadhuhaaha dan surat Wah Dhuha.”

    Jika dikerjakan dua rakaat, masing-masing sesudah membaca surat Al Fatihah :
  • pada rakaat pertama membaca ayat Kursi 10x, dan
  • pada rakaat kedua membaca surat Al Ikhlas 10x.

Rasulullah saw bersabda :

Dari Anas ra. Dari Nabi saw: “Barangsiapa yang melaksanakan shalat Dhuha membaca pada rakat pertama surat Fatihah dan ayat kursi sepuluh kali serta pada rakaat yang kedua sesudah Fatihah membaca surat Al Ikhlas sepuluh kali, pasti ia mendapat keridhaan yang terbesar dari Allah.”


Tuntunan Shalat Dhuha

  1. Niat  : Ushalli sunnatadl dluhaa rak’atini lillaahi ta’aalaa.("Aku berniat shalat Dhuha dua rakaat, karena Allah ta’ala.”) 
  2. Takbiratul Ihram
  3. Doa Iftitah
  4. Surat Al Fatihah
  5.  Membaca Surat Al Qur’an (rakaat pertama Surat Asy Syams, rakaat kedua Surat Adh Dhuhaa)
  6.  Ruku
  7.  I’tidal
  8.  Sujud
  9.  Duduk diantara dua sujud
  10. Sujud kedua
  11. Duduk Tasyahud/tahiyat akhir
  12. Salam
  13. Doa selesai shalat



Wirid Untuk Rizqi

1.  Membaca Istighfar

Astagfirullahal ‘adhiimi 100x
“Saya mohon ampun kepada Allah yang maha Besar.”

              2.  Bertawassul

Tawassul adalah membaca surat Al Fatihah yang dihadiahkan atau ditujukan kepada:
a.    Rasulullah saw
b.    Syekh Abdul Qadir Jailani
c.    Syekh Hasan Syazali
d.    Kedua Orang Tua
e.    Seluruh muslimin dan muslimat

       3. Membaca Wirid

Yaa kaafii, yaa ghanii, yaa fattaah, yaa razzaq. 100x
“Wahai Dzat yang memberi kecukupan
Wahai Dzat yang memberi kekayaan
Wahai Dzat yang memberi jalan keluar
Wahai Dzat yang memberi Rizki”.

4      4. Membaca Doa

Allohumma innad dhuha’a dhuha uka, wal baha’a baha uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudhrota qudhrotuka, wal ismata ismatuka. Allohumma in kana rizqi fii sama’i fa’anzilhu, wain’kana fil ardhi fa akhrijhu, wa’inkana mu’ syaron fa yasyirhu, wa’in kana haroman fathohirhu, wa’inkana ba’idan faqorib’hu, bihaqi dhuha’ika, wabaha’ika, wa’jamalika, wa quwwatika, wa qudhrotika, aatini ma’ataiyta ibadakas sholihin.

“Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktuMU, dan keagungan itu adalah keagunganMU, dan keindahan itu adalah keindahanMU, dan kekuatan itu adalah kekuatanMU, dan perlindungan itu adalah perlindunganMU. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMU, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh.”

Alahumma yaa ghaniyyu yaa hamiidu yaa mubdi’u yaa muiidu yaa rahiimu yaa waduudu ahninii bihalaalika ‘anharaamika wakfinii bifadl lika ‘amman siwaaka washalalahu ‘alaa muhammadin wa aalihi washahbihi wasallama.

“Ya Allah, wahai Dzat yang Maha Kaya, wahai Dzat yang Maha Terpuji, wahai Dzat yang Memulai, wahai Dzat yang mengembalikan, wahai Dzat yang Maha Penyayang, wahai Dzat yang mencintai, Cukupilah kami dengan kehalalanMu, jauh dari keharamanMu, cukupilah kami dengan anugerahMu, jauh dari selain Engkau. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad, keluarga dan sahabat beliau.”


Pelajaran Berpikir Positif dari Surat Adh-Dhuha

Surat Adh-Dhuha memberikan pengajaran dengan sangat mendalam tentang Berpikir Positif. Di lain pihak, Shalat Sunnah Dhuha banyak dianggap sebagai Shalat Sunnah mohon rezki. Lantas apa hubungan dari hal itu semua?

Arti dari Dhuha adalah saat matahari naik di pagi hari. Oleh karena itu waktu ideal melaksanakan shalat Dhuha adalah ketika matahari naik sepenggalan atau sekitar pukul 8, walaupun diperkenankan sejak matahari mulai terbit (sekitar pukul 6.00 s.d 6.30).

Surat ini dimulai dengan qasam (sumpah) dengan huruf wâw (و) dan dhuhâ (ضُحَى) sebagai muqsamu bih-nya (مُقْسَمٌ بِهِ, obyek yang digunakan untuk bersumpah). Pendapat yang berlaku di kalangan ulama terdahulu mengatakan bahwa sumpah al-Qur’an dengan wâw mengandung makna pengagungan terhadap muqsamu bih (مُقْسَمٌ بِهِ). Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa sumpah Allah dengan sebagian makhluk-Nya menunjukkan bahwa ia termasuk tanda-tanda kekuasaan-Nya yang besar. Menurut Muhammad Abduh, sumpah dengan dhuhâ (cahaya matahari di waktu pagi) dimaksudkan untuk menunjukkan pentingnya dan besarnya kadar kenikmatan di dalamnya. Berarti pada saat matahari naik di pagi hari (Dhuha) dan pada saat sunyinya malam ada rahasia penting tentang nikmat Allah di dalamnya.

Mari kita renungkan satu persatu lanjutan ayat-ayatnya.

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ

“Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu”

Para mufassir sepakat bahwa latar belakang turunnya surat ini adalah keterlambatan turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW Keadaan ini dirasakan berat oleh Rasul, sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa Muhammad SAW telah ditinggalkan oleh Tuhan nya dan dibenci-Nya.

Ayat ini memberikan taujih (arahan) kepada Rasulullah SAW agar tetap berpikir positif kepada Allah SWT, dan tidak menduga-duga hal negatif atau hal buruk seperti yang ada di pikiran orang-orang munafik dan musyrik.

وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ

“dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk…” (QS. 48 ayat 6)

Jika pun hidup kita berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Yakinlah hari-hari kemudian akan lebih baik dari hari-hari sekarang dan hari-hari yang telah lalu.

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ

“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)”

Berprasangka baiklah Allah SWT akan memberikan karunia dan rahmat yang besar di hari-hari esok, dan JANGAN BERPUTUS ASA!

اِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْفَأَلَ و يَكْرَهُ التَّسَاؤُم

“Sesungguhnya Allah mencintai sikap optimis dan membenci sikap putus asa” (Hadits)

Kalaupun sepanjang hidup kita di dunia selalu dalam kesulitan dan kesempitan, kita tetap berpikir positif bahwa kelimpahan dan kenikmatan akan Allah berikan kepada kita di Hari Akhirat. Maka orang yang bisa berpikir positif seperti itu, tetap tersenyum bahagia dalam menjalankan kehidupan sulitnya di dunia.

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ

“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas”

Optimis dan yakin berjumpa Allah di hari Akhir nanti dan mendapatkan limpahan karunia-Nya yang tak terkira, sungguh akan memuaskan hati kita. Karunia Allah kepada penduduk dunia seperti air menetes dari jari yang dicelupkan ke lautan, dibandingkan karunia Allah di hari Akhirat yang seluas lautan itu sendiri.

Bagaimana agar kita selalu berpikir positif? Ingatlah semua nikmat-nikmat Allah yang jika kita hitung tentu tidak akan sanggup.

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ, وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ, وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?”

Ingat, renungkan rasakan betapa luas nikmat Allah kepada kita. Apa nikmat Allah yang paling Anda syukuri? Di antaranya adalah, Anda bisa melihat tulisan ini, yang melibatkan kerja milyaran sel, prajurit-prajurit Allah SWT. Bagaimana jika sel-sel itu tidak bekerja?

Yuk kita bersyukur dengan lisan, pikiran dan perasaan. Nikmat sekecil apapun! Dengan lisan ucapkan “Alhamdulillah”, didukung dengan pikiran dan perasaan kita. Sampaikan rasa terima kasih tak berhingga seperti seorang pengemis yang berhari-hari kekurangan makan dan diberi makan oleh seorang kaya, seperti seorang pasien yang sudah berbulan-bulan menderita sakit dan disembuhkan dengan bantuan seorang dokter. Yang Allah berikan kepada kita lebih dari orang kaya dan dokter tersebut di atas, namun mengapa kita lupa mengucapkan terima kasih kepada-Nya? Pantas jika Allah belum menambah nikmat kepada kita, nikmat-nikmat yang lalu saja belum kita syukuri sebagaimana mestinya.

Kalaupun ada kesulitan dan kekurangan dalam hidup kita, tetap saja karunia dan kelimpahan dari Allah masih jauh lebih besar. Lihatlah ke bawah, orang-orang yang lebih susah dari kita, lebih sakit dari kita, lebih miskin dari kita. Jangan selalu melihat ke atas. Melihat ke bawah akan menghaluskan jiwa, melembutkan perasaan, menghidupkan syukur dan mengobati stress, ketidakpuasan dan putus asa.

Setelah bersyukur dengan lisan, pikiran dan perasaan, syukur sejati adalah syukur dengan ‘amal.

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ, وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ

“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.”

Seorang yang bersyukur akan memanfaatkan nikmat-nikmat yang diperolehnya untuk ibadah, amal shalih, dan perbuatan baik terhadap sesama. Itulah yang dimaksud dalam ayat pamungkas surat ini :

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. 

Wallahu a’lam.


Diambil dari berbagai sumber.


Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2012 disertai kalender Tahunan


Tahun Baru 2012 tinggal 1,5 bulan lagi, tidak ada salahnya kita mengetahui hari-hari libur nasional dan jadwal cuti bersama yang ditetapkan oleh Pemerintah RI, barangkali dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan rencana cuti tahun 2012 nanti. Berikut info yang saya dapat dari situs detikNews.com  


Jakarta - Pemerintah telah meneken Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri tentang hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2012. Hari libur nasional ada 14 hari dan cuti bersama 5 hari. Atur cuti Anda!


SKB diteken oleh Menteri Agama Suryadharma Ali, Menakertrans Muhaimin Iskandar, dan Menpan EE Mangindaan di kantor Kementerian Koordinator dan Kesejahteraan Rakyat, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (13/7/2011).


"Hari libur nasional pada tahun yang akan datang ada 14 hari dan cuti bersama 5 hari," kata Menko Kesra Agung Laksono. 


Hari libur nasional tahun 2012 terdiri dari:


1 Januari 2012 Tahun Baru Masehi
23 Januari Tahun Baru Imlek
5 Februari Maulid Nabi Muhammad SAW
23 Maret Hari Raya Nyepi
6 April Wafat Yesus Kristus
6 Mei Hari Raya Waisak
17 Mei Kenaikan Yesus Kristus
17 Juni Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
17 Agustus Hari Kemerdekaan Indonesia
19 dan 20 Agustus Hari Raya Idul Fitri
26 Oktober Hari Raya Idul Adha
15 November Tahun Baru Hijriah 
25 Desember Hari Raya Natal.


Sedangkan Cuti bersama jatuh pada:


18 Mei 2012 cuti bersama kenaikan Yesus Kristus
21 dan 22 Agustus cuti bersama Idul Fitri
16 November cuti bersama Tahun Baru Hijriah 
24 Desember cuti bersama Hari Raya Natal.


"Kita tidak menggunakan istilah-istilah hari kejepit tetapi memang hari-hari tersebut umumnya ada di antara hari-hari libur sehingga supaya lebih efektif kita gunakan sebagai cuti bersama dan pada hari lainnya, bisa dioptimalkan
hari kerja yang ada," ujar Agung.

Download Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri mengenai Libur Nasional  dan Cuti Bersama  Tahun 2012 disini (PDF File 2.2 MB)

Download Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri mengenai Libur Nasional  dan Cuti Bersama  Tahun 2011 disini (PDF File 0.3 MB)

Download Kalender 2012 untuk di-print (berisi kalender per 2 bulanan dengan penanggalan Jawa dan Arab), klik disini (PDF File 0.3 MB) atau yang tahunan disini (JPG File 0.25 MB)